Solusi  

Budiman Sudjatmiko Ngomong Begini, Saat Jokowi Bawa 10,2 T Sepulang dari Amerika

Budiman Sudjatmiko
Jokowi meninggalkan Washington pada Sabtu petang. Sebelum kembali ke Tanah Air, kami singgah di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab untuk menyampaikan duka cita kepada pemerintah, masyarakat, dan keluarga atas wafatnya Yang Mulia Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Jumat 13 Mei lalu | Foto Istimewa @jokowi

Sepulang dari Amerika, Presiden Jokowi berhasil membawa pulang nilai investasi senilai 10,2 Triliun. Aktivis 98 yang juga politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko berceloteh di akun twitternya, @budimansudjatmiko.

“Tuips  kalau kamu disuruh memilih, kamu pilih mana: 1. Lulus kursus bahasa Inggris tp gak dapat duit Rp 10,2 trilyun, atau; 2. Kamu gak dpt sertifikat lulus kursus bahasa Inggris tp dapat Rp 10,2 trilyun?” katanya.

Budiman merespon warga net yang mengunggah foto bernada sinis. Membandingkan Presiden Jokowi yang menurutnya, tidak santai saat berkomunikasi menggunakan bahasa asing. 

“Saat penyerang2mu menghabiskan waktunya u/ hal2 kecil…maka itu sebentuk pengakuan bahwa kau sdh menuntaskan kerja2 besar & sulit,” kata Budiman lagi.

“Terus kok mereka tetap menyerang? Mereka sedang mencari2 celana dalam yg pas u/ menutupi rasa malu (dan kemaluan) mereka,” Budiman Sudjatmiko melanjutkan cuitannya.

Menurutnya, para penyinyir Jokowi memang pecundang. 

“Bukan cuma dalam adu kepintaran tapi dalam adu kebodohan pun mereka bisa dkalahkan kok. Mereka akan lebih jumawa jika menang adu kebodohan ketimbang menang adu kepintaran. Kalahkan mereka di situ juga!” kata Budiman menandaskan.

Seperti temuat dalam lama cnbcindonesia.com, di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat, bertemu dengan Chairman dan CEO Air Products, Seifi Ghasemi, di Hotel Ritz Carlton, Washington DC, Kamis (12/5/2022) waktu setempat.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia usai pertemuan mengatakan, dari rencana investasi Air Products sebesar US$ 15 miliar, untuk saat ini sudah terealisasi tahap pertama sebesar US$ 7 miliar alias Rp 10,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.667/US$)