Solusi  

Harga Pertamax Naik Rp 3.500/Liter, Pertalite Tetap Rp 7.650 Pro-Kontra

Pertamax naik
Menteri BUMN, Erick Thohir meminta maaf kepada masyarakat jika harga Pertamax naik. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemerintah memberikan subisidi untuk pertalite dengan menggelontorkan dana puluhan triliun untuk program subsidi BBM tersebut, jadi Pertalite tidak naik.

RADARPRIANGAN.ID – Harga Pertamax naik Rp 3.500/Liter, Pertalite tetap Rp 7.650. Menurut mantan Menteri Keuangan Indonesia, M. Chatib Bisri, perlu mengantisipasi soal kesenjangan harga. Pertalite tetap Rp 7.650, bisa terjadi migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite. Dampak harga Pertamax naik mesti dicermati.

“Bisa terjadi over quota dan beban APBN naik tajam. Lebih baik targeted subsidy orang daripada barang,” katanya.

Banyak kalangan yang memandang, skemanya mirip dengan nasib Premium. Tempo hari langka, orang beralih ke Pertalite. Sekarang di beberapa tempat Pertalite habis. Terpaksa kendaraan, mau tidak mau “minum” Pertamax.

Rencana menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin RON 88 atau Premium, dan bensin RON (Research Octane Number) 90 atau Pertalite bukan perkara baru. Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyampaikan rencana itu.

“Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax (Pertalite dihapus),” jelas Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih dikutip dari Antara, Jumat (24/12/2021).

Pro-kontra

Selain yang protes, ada juga yang mendukung. Kenaikan harga, menurut mereka, langkah yang tepat. Melonjaknya harga minyak dunia yang telah menembus US$ 100 per barel membuat pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan Pertamax. Namun tetap mensubsidi pertalite.

PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” demikian dikutip dari laman resmi perseroan.

PT Pertamina (Persero) juga memiliki strategi jangka panjang untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak yang tidak ramah lingkungan, dalam hal ini BBM jenis RON 88 atau bensin Premium dan RON 90 atau bensin jenis Pertalite.

Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.